IDENTIFIKASI LAPISAN AQUIFER BERDASARKAN PENGUKURAN GEOLISTRIK KONFIGURASI SCHLUMBERGER DAN DATA PEMBORAN DI LOKASI KERJA PT. RAZASA KARYA
DOI:
https://doi.org/10.59637/jsti.v18i2.213Keywords:
Geolistrik, Pemboran, Litologi, ResistivitasAbstract
Penelitian dengan kegiatan pengukuran geolistrik untuk mendukung kegiatan pemboran air tanah. Kegiatan ini dilakukan di Desa Kenangan Baru, Kecamatan Percut Sei Tuan, Kabupaten Deli Serdang, Provinsi Sumatera. Tujuan kegiatan ini adalah untuk menduga atau memperkirakan pada kedalaman berapa lapisan pembawa air tanah (akuifer) ditemui, apa jenis litologinya, serta berapa ketebalan dan kedalamannya. Informasi ini sangat dibutuhkan pada pekerjaan selanjutnya yaitu pembuatan sumur bor. Metode yang digunakan adalah dengan melakukan survei geolistrik tahanan jenis 1 (satu) Dimensi (1D). Pengukuran dilakukan dengan Konfigurasi Schlumberger, sebanyak 2 (dua) titik. Jarak antar titik pengukuran tidak terlalu jauh dengan arah bentangan yang berbeda-beda, dimana total panjangan bentangan masing-masing kedua titik ukur adalah Lintasan I sebesar 350 meter, dan Lintasan II sesbesar 250 meter. Berdasarkan hasil pengukuran dan pengolahan diduga bahwa lokasi pengukuran terdiri dari beberapa litologi, yaitu pada titik pengukuran Lintasan I terdiri dari 4 (empat) litologi yaitu : tanah penutup lembab, lempung, pasir, dan lanau dan Lintasan II terdiri dari 4 (empat) litologi yaitu : tanah penutup, pasir lempungan, pasir lanauan, dan pasir. Keberadaan lapisan pembawa air (aquifer) pada Lintasan I diduga berada pada litologi pasir dan Lintasan II diduga berada pada litologi pasir lanauan. Kedalaman maupun ketebalannya berbeda-beda yaitu diduga 95 meter pada Lintasan I, dan 91 meter pada Lintasan II. Hasil dari pemboran air tanah terdiri dari dari 4 (empat) jenis litologi yaitu tanah penutup, pasir, lempung, dan lanau. Keberadaan lapisan pembawa air (aquifer) berada pada litologi pasir pada kedalaman 98 meter – 127 meter dengan ketebalan sebesar 29 meter. Bedasarkan pengukuran geolistrik dan pemboran air tanah, keterdapatan lapisan pembawa air (aquifer) menunjukkan tingkat kesesuai atau akurasi yang baik, hal ini dapat dilihat dari titik Lintasan I aquifer diduga berada pada kedalaman sekitar 95 meter dan pemboran pada 98 meter, artinya memiliki selisih 3 meter. Untuk titik Lintasan II aquifer diduga berada pada kedalaman sekitar 91 meter dan pemboran pada 98 meter, artinya memiliki selisih 7 meter.