DETEKSI AIR TANAH MENGGUNAKAN METODE GEOLISTRIK RESISTIVITAS KONFIGURASI WENNER-SCHLUMBERGER DI JALAN BALAI DESA, SENA, KEC. BATANG KUIS, KAB. DELI SERDANG, SUMATERA UTARA
DOI:
https://doi.org/10.59637/jsti.v18i2.221Keywords:
Air Tanah, Aquifer, LitologiAbstract
Keberadaan air tanah terdapat pada kedalaman yang berbeda-beda, karena sangat tergantung pada kondisi geologi setempat. Meskipun ketersediaannya melimpah di bawah permukaan, namun masyarakat perlu mendapatkan informasi tentang keberadaaan air tanah tersebut. Rmusan masalah yaitu Mengetahui kedalaman dan ketebalan lapisan keterdapatan air tanah daerah lokasi peniltian. Mengetahui jenis-jenis akuifer yang terdapat dibawah permukaan penelitian. Mengetahui jenis batuan akuifer pembawa air tanah. Metodologi yang dilakukuan langsung dilapangan penelitian, dalam kegiatan ini adalah melakukan pengukuran geolistrik untuk mendapatkan nilai resistivitas sebenarnya sebagaimana akan di olah guna menjelaskan sebagaimana kepntingan tujuan penelitian. Hasil Penelitian Keberadaan lapisan pembawa air (aquifer) pada titik pengukuran Lintasan I berada pada kedalaman sekitar 19,9 – 26,9 meter. Ketebalan lapisan di prediksi sebesar 7 m. Litologi lapisan tersebut sebagai kerikil pasiran yang kuat sebagai lapisan pembawa air (aquifer); Keberadaan lapisan pembawa air (aquifer) pada titik Lintasan II berada pada kedalaman sekitar 18,70 – 21,9 meter. Ketebalan lapisan sebesar 2,78 meter. Litologi lapisan tersebut sebagai pasir yang kuat sebagai lapisan pembawa air (aquifer); Susunan litologi pada titik pengukuran Lintasan I dan Lintasan II terdiri dari 4 (empat) litologi yaitu : Tanah Penutup, Batu Gamping, Lempung, Tufa, Kerikil, Lempung Berpasir dan Kerikil berpasir. Berdasarkan Peta Hidrogeologi, lokasi pengukuran memiliki litologi batuan terutama kerikil, pasir dan lempung dengan kelulusannya, umumnya sedang sampai tinggi serta merupakan daerah akuifer produktivitas sedang dan penyebaran luas.