PENGARUH AKULTURASI GAYA ARSITEKTUR CINA DAN KOLONIAL BELANDA SERTA MELAYU DALAM DESAIN RUMAH TJONG A FIE

Penulis

  • Syafiz Harsono Prodi Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede
  • Liesbeth Aritonang Prodi Desain Interior, Fakultas Teknik Sipil dan Perencanaan Institut Sains dan Teknologi TD Pardede

Kata Kunci:

Akulturasi, gaya desain, budaya lokal

Abstrak

Tjong A Fie Mansion telah menjadi cagar budaya di kota Medan serta telah menjadi landmark baru dari kota Medan dengan mencerminkan ragam dan akulturasi kebudayaan yang baik. Kebudayaan di bangunan ini seperti budaya Tionghoa dibawa oleh Tjong A Fie sendiri, sedangkan budaya Belanda merupakan salah satu gaya pembangunan pada tahun tersebut dan budaya Melayu yang merupakan budaya lokal kota Medan. Akulturasi dari beberapa budaya ini sangat unik dimana seluruh arsitektural budaya-budaya ini diterapkan di dalam bangunan. Konsep bangunan Tjong A Fie mengabungkan aspek penataan dan elemen ruang dari kebudayaan Tionghoa,pembentukan atap dan teknikal dari bangunan berdasarkan kebudayaan Belanda dan pembentukan jendela dan ornamen serta warna yang digunakan di bangunan mengikuti kebudayaan Melayu yang merupakan budaya lokal. Akulturasi pada Tjong A Fie Mansion menjadi saksi bagaimana sebuah penerapan akulturasi dapat diterapkan secara baik nan indah serta bagaimana mudahnya dapat saling bersinergi dalam mendukung perkembangan akulturasi budaya.

Diterbitkan

2022-08-28

Terbitan

Bagian

Articles